Monday, June 28, 2010

REPORTASE ON CAMERA

Idealnya seorang News Presenter mengawali karirnya sebagai Reporter yang mendapat general assignment atau tugas liputan berita harian. Jika ada desk kriminal, biasanya akan diberi tugas atau assignment liputan kriminal. Liputan kriminal ini dianggap tugas termudah bagi seorang reporter pemula, yang sama sekali tidak memiliki pengalaman liputan di lapangan atau pengalaman menulis sebelumnya. Dalam liputan kriminal, fakta dan data sudah terungkap dan tersaji secara jelas. Jadi dalam liputan kriminal ini ada dua hal yang bisa dipelajari reporter pemula. Pertama, belajar mengumpulkan data yang memenuhi unsur berita 5W 1H (What, When, Who, Where, Why dan How). Kedua, belajar menulis berita secara straight atau langsung berdasar data yang diperoleh.

Sebagai Reporter pemula, ia juga akan belajar membaca naskah berita. Begitu Reporter dapat menulis berita, maka dengan sendirinya ia harus belajar membaca naskah berita yang ia tulis. Cara membaca naskah yang baik dengan intonasi yang tepat, sangat diperlukan. Karena kelak ketika Reporter mendapat tugas reportase langsung, ia dapat membawakannya dengan suara maksimal mencapai standard broadcast voice dan penampilan yang baik. Jika penampilan baik namun tidak diiringi dengan cara menyampaikan pesan yang enak didengar, maka reportase yang dilakukan di depan kamera akan sia-sia belaka. Maka, manfaatkanlah dengan sungguh-sungguh kesempatan belajar membaca naskah berita ini. Mengenai teknik vocal dan latihan fisik, dibahas dalam bab tersendiri.

Selanjutnya, setelah dianggap memiliki pengalaman cukup dan lancar menulis, kurang lebih selama setahun atau lebih singkat tergantung dari tingkat kecerdasan, maka reporter pemula akan diikut sertakan dalam tour of duty Reporter yaitu mendapat assignment liputan dengan bobot yang lebih berat seperti politik, hukum, ekonomi, kesehatan, dan liputan dengan tema spesifik lainnya. Rolling Reporter - biasanya disebut demikian - yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, tergantung dari kebijakan masing-masing redaksi stasiun TV. Tour of duty ini diterapkan untuk membekali reporter dengan pengalaman liputan yang berbeda, mengatasi kejenuhan dan yang paling penting untuk melihat potensi Reporter. Jika sudah masuk dalam tahap ini dan sudah menjalaninya dalam jangka waktu tertentu (2-3 tahun) dengan hasil penilaian baik, maka Reporter tersebut dapat dikategorikan sebagai Reporter Madya.

Pada jenjang ini, Reporter dianggap sudah mampu menggunakan daya pikir untuk membuat sedikit analisa dan memiliki wawasan, mengetahui dan memahami istilah-istilah khusus pada bidang tertentu. Analisa yang dimaksud disini adalah kemampuan menganalisa data dan fakta yang ditemukan di lapangan. Ia mampu menganalisa dari sekian data atau fakta penting mana yang paling memiliki nilai berita tinggi. Bisa membuat skala prioritas nilai berita, mengingat berita TV adalah berita dengan durasi terbatas (maksimal 2 menit) sehingga tidak semua data dan fakta yang ditemukan, bisa ditayangkan. Karena itu dibutuhkan sense of news yang kuat untuk menentukan sebuah liputan dapat dijadikan satu paket berita atau dua paket berita.

Selain mampu menganalisa berita, kemampuan menulis pun meningkat. Seseorang yang terbiasa melakukan liputan hukum misalnya, secara terus menerus maka ia dengan sendirinya akan memahami seluk beluk liputan hukum dan menguasai istilah-istilah hukum. Jadi ketika menulis naskah berita, ia dapat mengganti atau mengartikan istilah hukum dengan kalimat yang mudah dipahami pemirsa awam dan mampu menggunakan istilah hukum dengan tepat. Pada tahap ini pula reporter diharapkan sudah memiliki kemampuan meracik data dan fakta yang ditemukan di lapangan, lalu menuangkannya dalam kalimat-kalimat berita secara mengalir. Ia juga sudah dipercaya untuk memproduksi paket liputan berita dengan dilengkapi on camera atau stand up Reporter. Melakukan reportase live atau on tape menjadi bagian tak terpisahkan dari tugas seorang Reporter. Artinya, seorang Reporter mutlak harus bisa melakukan reportase on camera. Lalu bagaimana caranya dapat tampil mendekati sempurna di depan camera?

On camera atau Stand Up atau Piece to Camera (disingkat PTC) – selanjutnya penulis menggunakan istilah on camera sesuai dengan judul buku ini – ada dua jenis. Pertama, on camera yang dilakukan secara on tape atau direkam. Kedua, on camera yang dilakukan secara siaran langsung, seringkali disebut reportase live. Masing-masing treatmentnya berbeda. Penulis akan menyampaikan panduan praktisnya satu persatu. (bersambung..)

Dicuplik dari buku :
Reportase on Camera (Panduan Praktis)
Produksi : 2010